skip to main | skip to sidebar

About me

Unknown
Lihat profil lengkapku

Arsip

  • 2pm (1)
  • Artikel (1)
  • Bank Lembaga Keuangan (4)
  • Bank Lembaga Keuangan 2 (8)
  • coretan (11)
  • iseng (9)
  • junho (1)
  • jurnal (1)
  • Kim Myungsoo (1)
  • Kliring (3)
  • kpop (3)
  • L (1)
  • lyrics (11)
  • Paper (2)
  • photo (1)
  • so eun (1)
  • song (17)
  • Sooyouny (1)
  • Teori Ekonomi 1 (10)
  • Teori Ekonomi 2 (7)
  • translete (1)
  • tugas (13)
  • tulisan (12)

Archivo del blog

  • ► 2012 (23)
    • ► Desember (3)
    • ► Juni (7)
    • ► Mei (2)
    • ► April (2)
    • ► Maret (5)
    • ► Februari (2)
    • ► Januari (2)
  • ▼ 2011 (49)
    • ▼ November (7)
      • Baja di Indonesia
      • Values Underlying globalization
      • How Can We Measure The Extent of Globalization
      • Analisis Jurnal
      • Garam Indonesia
      • Price Controls
      • Change in Supply
    • ► Oktober (4)
    • ► Juli (3)
    • ► Juni (3)
    • ► Mei (4)
    • ► April (6)
    • ► Maret (10)
    • ► Februari (7)
    • ► Januari (5)
  • ► 2010 (37)
    • ► Desember (2)
    • ► November (9)
    • ► Oktober (6)
    • ► September (6)
    • ► Mei (1)
    • ► April (8)
    • ► Maret (1)
    • ► Januari (4)
  • ► 2009 (5)
    • ► Desember (5)

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

aLone

aLone

linkz

  • ejournal gunadarma
  • elearning gunadarma
  • http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/prihantoro/
  • library gunadarma
  • ocw gunadarma
  • repository gunadarma
  • stafsite gunadarma

chaT bOx

m.u.s.i.c


MusicPlaylist
Music Playlist at MixPod.com

twitter


...

Jumat, 25 November 2011

Baja di Indonesia


Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) menyatakan, pasar baja di Indonesia tahun ini diperkirakan mencapai Rp63,7 triliun atau setara 9,5 juta ton. Angka itu meningkat 53,4% dibandingkan 2010 yang mencapai Rp41,5 triliun. Sementara itu harga jual rata-rata baja pada 2011 akan naik 15-23% dibanding tahun 2010.

Meski pencapaiannya tidak akan sebesar target yang ditetapkan pemerintah, industri baja diperkirakan masih akan tetap tumbuh tahun depan. Pasalnya, krisis ekonomi global tidak akan menghalangi negara-negara berkembang yang sedang mengembangkan infrastruktur.
Peningkatan produksi baja di Indonesia diprediksi akan meningkat, hal itu dikarenakan:
1.       Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia yang membutuhkan banyak produk baja
2.       Sektor otomotif mendorong penggunaan baja
3.       Sektor perkapalan juga meningkat
Karena tingginya biaya produksi, maka produsen bajapun akan menaikkan harga jual produk.
Indonesia termasuk salah satu konsumen sekaligus produsen baja yang besar. Namun yang terjadi saat ini, produksi baja nasional tidak pernah seimbang dengan konsumsi kebutuhan dalam negeri.
Diperkirakan tahun ini Indonesia masih harus mengimpor baja sekitar 3 juta ton untuk memenuhi tingginya kebutuhan baja di dalam negeri. Oleh karena itu, saat ini masing-masing produsen dalam negeri berlomba meningkatkan kapasitas produksi dan perluasan pasar untuk dapat memenuhi target penjualannya.
Pasar baja nasional memang besar. Dengan pembangunan infrastruktur yang terus berjalan, pasar baja Indonesia akan tetap tumbuh. Namun, di tengah besarnya pasar baja di negeri ini, tingkat produksi masih belum mengimbangi kebutuhan. Sebenarnya ini menjadi potensi pasar untuk investasi baru, asalkan dapat bersaing dengan harga murah dan kualitas baik.

Sumber:
http://www.mediaindonesia.com/read/2011/11/24/278688/4/2/Industri-Baja-Diprediksi-Tumbuh
http://duniaindustri.com/baja/684-pasar-baja-indonesia-diprediksi-naik-53.html
http://www.jurnas.com/news/37045/Produsen_Baja_Pasti_Naikkan_Harga/1/Ekonomi
Diposting oleh Unknown di 11/25/2011 12:07:00 AM 0 komentar
Label: Teori Ekonomi 1

Kamis, 24 November 2011

Values Underlying globalization

What are the values underlying globalization :
Nilai yang mendasari terjadinya globalisasi ialah berakar pada pola pikir lama perlahan tapi pasti akan tergeser oleh nilai-nilai baru. Jika melihat dari sisi globalisasi ekonomi, dengan berkembangnya permintaan dan penawaran manusia maka manusia pun mulai berpikir bagaimana caranya untuk memenuhi hal tersebut.
      
      Nilai-nilai yang mendasari globalisasi adalah tidak adanya batasan dalam hal berkomunikasi, bertransaksi, dan saling bertukar budaya. Dengan globalisasi batas wilayah dan negara tidak lagi menjadi hambatan. Nilai utamanya adalah prinsip universal (menyeluruh)

       Are these "asean" values :


    Nilai-nilai ASEAN lebih mengedepankan voluntary approach (lemahnya pressure group). Semangat persaudaraan di Asia Tenggara yang erat sebagai negara-negara yang bertetangga antara lain cermin dalam perwujudan nilai-nilai ASEAN. Kelebihan nilai-nilai tersebut adalah lebih mengedepankan empathy, namun kekurangan terbesar adalah kurangnya ketegasan. Dengan pendekatan voluntary appoarch yang lebih mengemuka dalam berbagai inisiatif kerja sama yang terbentuk di ASEAN serta lemahnya pressure group diantara sesama negara anggota maka perwujudan integrasi ekonomi kawasan berpotensi memerlukan waktu yang lebih lama.
      
      Are these values typically associated with modenization :

Nilai-nilai tersebut terkait dengan modernisasi adalah, terkadang adanya sikap nasionalisme dan rasa tidak terbuka dengan hal-hal yang baru terutama untuk negara ASEAN yang menganut adat ketimuran. Biasanya orang timur lebih mengedepankan semangat persaudaraan dan tertutup pada sesuatu yang baru jadi hal ini menghambat proses modernisasi dan globalisasi.

Diposting oleh Unknown di 11/24/2011 11:57:00 PM 0 komentar
Label: Teori Ekonomi 1

How Can We Measure The Extent of Globalization

Globalisasi adalah suatu keadaan dimana kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek, tidak lagi tergantung pada batas-batas wilayah. Dalam globalisasi bidang ekonomi telah terjadi perdagangan internasional pasar bebas, dibentuknya kerjasama regional, bilateral, maupun multilateral. Berdirinya organisasi World Bank, World Trade Organization, Asian Free Trade Area dan lain-lain.

Fenomena Globalisasi yang terjadi sampai dengan saat ini diantaranya ditandai dengan beberapa hal, diantaranya :
1.      Meningkatnya perdangangan global.
2.      Meningkatnya aliran modal internasional, diantaranya investasi langsung luar negeri. 
3.   Berkembangnya sistem keuangan global.
4.      Meningkatnya aktivitas perekonomian dunia yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan multinasional
5.      Meningkatnya peran organisasi-organisasi internasional, seperti WTO, WIPO, IMF, yang berurusan dengan transaksi-transaksi internasional.

Dengan adanya berbagai kemudahan diatas, kita dapat mengatakan bahwa tingkat globalisasi di dunia kian meluas dari waktu ke waktu. Meluasnya tingkat globalisasi dapat diukur dari beberapa hal dibawah ini diantaranya:
·         Perubahan Akseleratif
   yaitu merupakan perubahan yang sangat cepat dalam segala bidang terutama yang berhubungan dengan interdependensi atau ketergantungan dengan ekonomi, teknologi informasi dan komunikasi di antara negara-negara di dunia.
·        Aliran Modal Tanpa Batas
   yaitu tumbuhnya iklim investasi yang mencakup berbagai produk. Banyak perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan ekspansi ke negara-negara lain untuk mendapatkan komponen-komponen produk yang tidak lagi dari anak perusahaannya, tapi dapat juga dari perusahaan-perusahaan lain sehingga terwujud produk barang jadi.
·         Ekonomi Pengetahuan
     yaitu bahwa globalisasi telah membawa hubungan ekonomi antar bangsa yang ditandai saling ketergantungan antara negara-negara maju dan negara berkembang dengan segala implikasi yang ditimbulkannya. Hal ini menjadi kajian ilmu pengetahuan bagi para akademisi, ekonom, perumus kebijakan baik pemerintah maupun dunia usaha.
·         Hiper Kompetisi
   yaitu segala daya upaya yang dilakukan baik dari dunia usaha, dunia industri maupun pemerintah yang selalu berkompetisi untuk memperoleh simpati dan segmen pasar yang sebanyak-banyaknya. Pemanfaatan media komunikasi dan informasi sangat gencar dalam publikasi untuk menawarkan produk-produk unggulan yang berkualitas dengan segala kelebihannya sesuai dengan trens yang ada di dalam masyarakat.
·         Global dan Kompleks
     yaitu segala hal yang terkait dengan transnasional produk telah terjadi saling ketergantungan yang memerlukan tingkat manajemen tinggi dan kompleks. Oleh sebab itu, globalisasi telah memberikan implikasi analisis pemikiran yang integrated dan komprehensif.
.

 Sumber : berbagai sumber



Diposting oleh Unknown di 11/24/2011 11:34:00 PM 0 komentar
Label: Teori Ekonomi 1

Selasa, 22 November 2011

Analisis Jurnal



Judul :    PRODUCTION OF INDUSTRY
               SALT WITH SEDIMENTATION – MICROFILTRATION
               PROCESS: OPTIMAZATION OF TEMPERATURE AND
               CONCENTRATION BY USING SURFACE RESPONSE METHODOLOGY
Pengarang : Widayat (Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Undip)
Tahun : 2009
Tema : Industri Garam
Latar Belakang Masalah :
·         Fenomena :
Kebutuhan  garam Nacl penduduk indonesia semakin meningkat dengan meningkatnya perkembangan penduduk dan pertumbuhan industri. Sesuai dengan SK menteri Perindustrian Nomor 29/M/SK2/1995 tentang pengesahan serta penerapan SNI, kadar Nacl untuk garam industri haruslah98,5 db. Namun sampai saat ini, semua produksi garam di Indonesia belum memenuhi SNI maupun SII, sehingga untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, khususnya garam industri, Negara indonesia masih harus mengimpor
·         Riset Terdahulu :
Bahruddin, dkk (2003). Penelitian ini mereaksikan garam rakyat dengan Na2CO3 dan NaOH sehingga timbul endapan CaCO3 dan Mg(OH)2. Pada peneli-tian ini dilakukan percobaan untuk menentukan rasio Ca/Mg optimum baik dengan menggunakan ataupun tanpa flokulan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pemurnian garam sangat dipengaruhi oleh rasio Ca / Mg, dimana bila rasionya terlalu besar ataupun terlalu kecil akan mengakibatkan pengenda-pan impuritas tidak berlangsung dengan baik. Rasio Ca/Mg yang paling baik sebesar 2. Penambahan flokulan cukup mempengaruhi penurunan kadar Ca2+ dan relatif sedikit mempengaruhi penurunan kadar Mg2+.
·         Motivasi Penelitian :
Penelitian tersebut bertujuan mencari kondisi operasi optimum untuk variabel temperatur dan konsentrasi natrium stearat dalam proses pengendapan garam NaCl dengan menggunakan metode respon perm-kaan.
Metodologi :
          Data
central composite design X1
X2
Temperatur (oC)
Konsentrasi Na Stearat (% v/v)
0,000
-1,414
85,00
5,00
1,000
-1,000
80,00
10,00
1,000
1,000
90,00
10,00
0,000
0,000
85,00
7,50
-1,000
1,000
80,00
10,00
0,000
0,000
85,00
7,50
-1,000
-1,000
85,00
3,96
-1,414
0,000
85,00
11,04
0,000
1,414
77,93
7,50
1,414
0,000
92,07
7,50
·         


·         Variabel
X1 dan X2 merupakan pengkodean untuk variabel temperatur dan konsentrasi natrium stearat. Hubungan X1 dan X2 dengan variabel temperatur dan konsentrasi natrium stearat seperti disajikan pada persamaan 1 dan 2.
X1 = T-85 C/5C   X2=T-7,5 % (v/v) / 2,5 %(v/v)
·         Model Penelitian
Langkah percobaan yang dilakukan meliputi tahap pembuatan larutan natrium stearat, proses reaksi, proses penyaringan dan proses pembentukan kristal garam. Pembuatan natrium stearat dilakukan dengan cara mereaksikan asam stearat dengan natrium hidroksida. Larutan natrium stearat dibuat dengan cara mencampur asam stearat dan air dengan per-bandingan berat 1:1. Air laut terlebih dahulu disaring dan dipanaskan atau diuapkan airnya sampai 20oBe. Air laut selanjutnya direaksikan dengan larutan natrium stearat pada variabel operasi yang telah ditentukan. Reaksi dilakukan dalam reaktor berpe-ngaduk yang dilengkapi dengan pengatur suhu. Padatan yang terbentuk disaring untuk memisahkan filtrat dengan endapannya. Filtrat yang dihasilkan dianalisis kadar Ca2+ dan Mg2+, selanjutnya diuapkan airnya hingga diperoleh endapan garam untuk dianalisis kadar NaClnya. Analisis kadar Ca dan Mg menggunakan dengan metode kompleksometri, se-dang analisis logam dan ion yang ada dalam garam dengan AAS. Konsentrasi Cl- dianalisis dengan metode argentometri.
Hasil dan Analisis
Tabel 3

Tabel 3. Hasil pengurangan kadar Ca2+ dan Mg2+X1
X2
Konversi Mg2+
Konversi Ca2+
Konversi rerata (Ca2+dan Mg2+) hasil analisa, %
Konversi hasil perhitungan, %
0,000
-1,414
98,493
84,420
91,457
91,341
1,000
-1,000
98,998
88,399
93,699
93,642
1,000
1,000
99,039
89,718
94,379
95,103
0,000
0,000
99,305
86,301
92,803
93,318
-1,000
1,000
99,750
84,637
92,194
93,585
0,000
0,000
99,092
88,576
93,834
93,318
-1,000
-1,000
99,103
81,223
90,163
90,773
-1,414
0,000
99,183
87,394
93,289
92,149
0,000
1,414
99,303
91,862
95,582
94,362
1,414
0,000
99,069
91,826
95,447
95,251

Ion Ca2+ dan Mg2+ merupakan impuritas terbesar yang terkandung dalam air laut. Kedua jenis ion ini, menyebabkan produk garam mempunyai kadar NaCl cukup rendah. Maka Dalam penelitian tersebut, ion Mg2+ dan Ca2+ dalam air laut akan diendapkan men-jadi Mg-stearat dan Ca-stearat dengan menggunakan
Na-stearat. Konversi rerata Mg2+ dan Ca2+ yang membentuk Mg-stearat dan Ca-stearat seperti disajikan dalam Tabel 3

Y= 93,3185+1,0967X1+0,1909X1^2+1,06282X2-0,2333X2^2-0,3376X1X2
dimana Y adalah konversi rerata dari pengurangan Mg2+ dan Ca2+.


Tabel 4. Harga kritis dari variabel pada pengurangan Mg2+ dan Ca2+. Variabel
Data percobaan (batas bawah)
Nilai kritis
Data percobaan (batas atas)
X1
-1,414
-0,517
1,414
X2
-1,414
2,663
1,414

Harga kritis variabel X1 adalah -0,517 atau untuk temperatur sebesar 82,42oC dan X2 sebesar 2,663 untuk konsentrasi natrium stearat 14,16%(v/v). De-ngan menggunakan model persamaan 3 akan dipero-
leh konversi rerata pengurangan ion Ca2+ dan Mg2+ sebesar 94,46%. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini kurang maksimal karena kurangnya reaktan na-trium stearat yang bereaksi dengan ion Ca2+ dan Mg2+

 Kesimpulan dan Rekomendasi
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa model mate-matika /persamaan untuk konversi rerata pengu-rangan Ca2+ dan Mg2+ adalah
Y= 93,3185+1,0967X1+0,1909X1^2+1,06282X2-0,2333X2^2-0,3376X1X2
Nilai maksimum konversi rerata yang diperoleh sebesar 94,46% pada nilai X1 = -0,517 atau untuk temperatur sebesar 82,42oC dan X2 = 2,663 atau konsentrasi natrium stearat 14,16%(v/v). Dari percobaan tersebut industr dapat memulai menghasilkan garam yang lebih baik. Walaupun belum mendapatkan hasil garam sesuai SNI, tetapi proses ini  cukup dapat menambah kualitas garam nasional,yang tentu juga dapat memberi efek lain seperti indonesia tidak perlu lagi mengimpor garam.

Sumber : http://eprints.undip.ac.id/view/type/article.default.html

Diposting oleh Unknown di 11/22/2011 11:24:00 PM 0 komentar
Label: jurnal, Teori Ekonomi 1
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Blog Design by Gisele Jaquenod