skip to main | skip to sidebar

About me

Unknown
Lihat profil lengkapku

Arsip

  • 2pm (1)
  • Artikel (1)
  • Bank Lembaga Keuangan (4)
  • Bank Lembaga Keuangan 2 (8)
  • coretan (11)
  • iseng (9)
  • junho (1)
  • jurnal (1)
  • Kim Myungsoo (1)
  • Kliring (3)
  • kpop (3)
  • L (1)
  • lyrics (11)
  • Paper (2)
  • photo (1)
  • so eun (1)
  • song (17)
  • Sooyouny (1)
  • Teori Ekonomi 1 (10)
  • Teori Ekonomi 2 (7)
  • translete (1)
  • tugas (13)
  • tulisan (12)

Archivo del blog

  • ▼ 2012 (23)
    • ► Desember (3)
    • ► Juni (7)
    • ► Mei (2)
    • ► April (2)
    • ► Maret (5)
    • ► Februari (2)
    • ▼ Januari (2)
      • Analisis Jurnal
      • Utility (kepuasan) dalam Ekonomi
  • ► 2011 (49)
    • ► November (7)
    • ► Oktober (4)
    • ► Juli (3)
    • ► Juni (3)
    • ► Mei (4)
    • ► April (6)
    • ► Maret (10)
    • ► Februari (7)
    • ► Januari (5)
  • ► 2010 (37)
    • ► Desember (2)
    • ► November (9)
    • ► Oktober (6)
    • ► September (6)
    • ► Mei (1)
    • ► April (8)
    • ► Maret (1)
    • ► Januari (4)
  • ► 2009 (5)
    • ► Desember (5)

Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

aLone

aLone

linkz

  • ejournal gunadarma
  • elearning gunadarma
  • http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/prihantoro/
  • library gunadarma
  • ocw gunadarma
  • repository gunadarma
  • stafsite gunadarma

chaT bOx

m.u.s.i.c


MusicPlaylist
Music Playlist at MixPod.com

twitter


...

Kamis, 26 Januari 2012

Analisis Jurnal


       I.            Judul :
              Analisis Efesiensi Produksi Usaha Peternakan Ayam Ras Pedaging Pola Kemitraan Dan Mandiri Di   Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah
    II.            Pengarang :
              Rita Yunus
 III.            Tahun :
Juni 2009
 IV.            Tema :
Analisis Efesiensi Produksi Usaha Peternakan Ayam             

    V.            Latar Belakang Masalah :
                                    i.            Fenomena :
 Pendapatan peternak ayam ras pedaging baik yang mandiri maupun pola kemitraan sangat dipengaruhi oleh kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi yaitu bibit ayam (DOC); pakan; obat-obatan, vitamin dan vaksin; tenaga kerja; biaya listrik, bahan bakar; serta investasi kandang dan peralatan (Sumartini, 2004), sehingga usaha peternakan ayam ras pedaging di Kota Palu diduga juga dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi tersebut. Dengan menggunakan kombinasi faktor-faktor produksi yang serasi diharapkan dapat meningkatkan efisiensi untuk memperoleh hasil yang maksimal, namun dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan sistem produksi antara usaha ternak pola kemitraan dan mandiri dan berdampak pada pendapatan usaha dan alokasi penggunaan input produksi.  Peternak ayam ras pedaging mandiri di Kota Palu umumnya mempunyai skala yang kecil (500 - 2000 ekor) per periode pemeliharaan dan sangat menggantungkan hidupnya pada usaha tersebut, sedangkan peternak ayam ras pedaging pola kemitraan mempunyai skala ( > 2500 ekor) per periode pemeliharaan. Oleh karena itu permasalahannya adalah sampai seberapa jauh efisiensi usaha peternakan ayam ras pedaging pola kemitraan dan mandiri di Kota Palu.
                                  ii.            Riset Terdahulu :
Sumartini (2004), Kemitraan Agribisnis Serta Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging (Studi Pada Kemitraan Usaha Ternak Ayam Ras Pedaging di Kabupaten Bandung). Tujuannya adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor-faktor produksi terhadap pendapatan usaha ternak ayam ras pedaging kemitraan (pola kontrak harga, pola kontrak upah, dan pola kerjasama manajemen) dan peternak mandiri, kemudian melihat perbedaan pendapatan antara kedua usaha ternak tersebut. Dalam penelitian ini komponen faktor produksinya adalah bibit ayam (doc), pakan, obat dan vaksin, bahan bakar, upah tenaga kerja, sewa kandang, dan biaya listrik yang kemudian dianalisis menggunakan Regresi Linier Berganda (Multiple Linier Regression).
Hasil Penelitian :
1. Faktor produksi obat dan vaksin yang paling besar pengaruhnya terhadap pendapatan usaha ternak kemitraan pola kontrak harga. Tetapi tidak berpengaruh nyata dan hubungannya negatif terhadap pola kerjasama manajemen dan peternak mandiri. Faktor produksi sewa kandang pada usaha ternak kerjasama manajemen, dan faktor produksi upah tenaga kerja pada usaha ternak non mitra.
2. Faktor produksi upah tenaga kerja yang paling besar pengaruhnya terhadap pendapatan usaha ternak kontrak upah.
3. Besarnya pendapatan usaha yang diperoleh peternak kemitraan pola kerjasama manjemen lebih besar daripada pendapatan usaha ternak kemitraan pola kontrak harga dan kontrak upah.
Achmad Gusasi, dkk (2006), Analisis Pendapatan dan Efisiensi Usaha Ternak Ayam Potong pada Skala Usaha Kecil, tujuannya adalah untuk menelusuri komponen faktor produksi yang digunakan dalam pengelolaan usaha, dan ingin mengetahui pendapatan bersih yang dapat diperoleh pada setiap tingkatan skala usaha serta tingkat efisiensinya.
Hasil penelitiannya:
1. Perbedaan pendapatan usaha pada setiap tingkatan skala usaha sangat nyata sehingga manfaat dan keuntungan dapat diperoleh pada skala usaha yang lebih besar.
2. Semakin besar skala usaha yang dilakukan, maka semakin besar pula tingkat efisiensinya.
3. Antisipasi faktor lingkungan dan keamanan yang sering menyebabkan pengaruh pada kebocoran dan kehilangan dapat menyebabkan berkurangnya penerimaan dan membengkaknya pengeluaran serta menyebabkan tidak efisien dalam pengelolaan.

                                iii.            Motivasi Penilitian :
 Motivasi penilitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan pendapatan rata – rata, menganalisis alokasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sekaligus tingkat efesiensi teknis, efesiensi harga dan efesiensi ekonomis usaha peternakan ayam ras pedaging pola kemitraan dan mandiri.

 VI.            Metodologi Penelitian

        i.            Data :

 Jenis data yang dipakai sebagai penelitian adalah merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diambil secara cross section melalui wawancara secara langsung dengan peternak dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner). Adapun data yang langsung diperoleh dari peternak meliputi: 1). Investasi usaha yang terdiri dari kandang, instalasi listrik, instalasi air, tempat pakan dan tempat minum, pemanas serta perlengkapan lainnya; 2) elemen biaya produksi meliputi pembelian DOC, pakan, vaksin, obat-obatan dan vitamin, biaya listrik dan bahan bakar, tenaga kerja, perawatan kandang, penyusutan kandang dan peralatan, transportasi serta biaya tak terduga lainnya; 3) pendapatan yang berasal dari penjualan ayam. Data lainnya sebagai pendukung dalam penelitian ini adalah data tentang profil peternakan (menyangkut identitas peternak) dan teknis pemeliharaan (curahan tenaga kerja, umur jual ayam, volume produksi, jumlah periode pemeliharaan per tahun). Data sekunder yang diperoleh meliputi data populasi ayam ras pedaging, jumlah peternakan ayam ras pedaging, dan gambaran umum peternakan ayam ras pedaging. Sumber data primer diperoleh langsung dari peternak (responden), sedangkan data sekunder merupakan data laporan yang diperoleh dari lembaga/instansi yang terkait dalam penelitian ini, antara lain BPS Kota Palu, Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Propinsi Sulawesi Tengah, Dinas Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Kota Palu, Asosiasi Pengusaha Perunggasan (APP) Propinsi Sulawesi Tengah.

      ii.            Variabel :
Analisis Usaha
Analisis usaha ternak digunakan untuk menghitung pendapatan usaha ternak serta Return/Cost (R/C) ratio.
Pd = TR – TC …………………………………………………….. (3.1)
dimana :
Pd = pendapatan usahaternak
TR = total penerimaan
TC = total biaya
Return/Cost (R/C) ratio adalah merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya dengan rumusan sebagai berikut (Soekartawi,1995)
a = R / C …………………………………………………………... (3.2)
R = Py x Y
C = FC + VC
a = Py x Y / (FC+VC)
dimana :
a = R / C ratio
R = penerimaan (revenue)
C = biaya (cost)
Py= harga output
Y = output
FC= biaya tetap (fixed cost)
VC= biaya variable (variable cost)
Kriteria keputusan:
R / C > 1, usaha ternak untung
R / C < 1, usaha ternak rugi
R / C = 1, usaha ternak impas (tidak untung/tidak rugi)


    iii.                    i.            Model Penilitian :

Model analisis yang digunakan adalah fungsi produksi Stochastic Frontier Cobb-Douglas model Battese and Coelli, 1995 dengan opsi Technical Efficiency Effect Model.




M


       I.            Hasil dan Analisis :


             Hasil penelitian ini menemukan bahwa berdasarkan uji beda t test peternak ayam ras pedaging mandiri memiliki tingkat pendapatan rata-rata yang berbeda dibanding peternak pola kemitraan, hal ini ditunjukkan dengan nilai R/C ratio peternak mandiri sebesar 1,26 lebih tinggi dibanding peternak pola kemitraan yang hanya sebesar 1,06. Dalam hal ini peternak yang berusaha secara mandiri lebih menguntungkan daripada peternak yang menjadi anggota pola kemitraan.


       
     Hasil uji terhadap faktor produksi menunjukkan bahwa variabel bibit ayam (DOC) dan pakan berpengaruh nyata (significant) pada α=1% dan berhubungan positif dengan produksi, dengan nilai koefisien yang cukup besar, yang artinya bahwa pertambahan bibit ayam (DOC) atau pakan akan meningkatkan produksi, sedangkan variabel vaksin, obat dan vitamin juga berpengaruh nyata namun menunjukkan hubungan yang negatif terhadap produksi, artinya bahwa perlu adanya pembatasan penggunaan vaksin, obat dan vitamin agar produksi bisa optimal. Selain itu variabel lain yang juga berpengaruh nyata pada α=5% dan berhubungan positif dengan produksi adalah tenaga kerja dan bahan bakar, karena kemampuan peternak dalam manajemen usaha memang sangat menentukan tingkat keberhasilan peternakannya, demikian pula dengan faktor produksi bahan bakar karena merupakan sumber pemanas indukan ayam “brooder” agar bibit ayam (DOC) bisa tumbuh dan menghasilkan daging dengan sempurna. Namun listrik dan luas kandang tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap peningkatan produksi ayam ras pedaging.

           Analisis efisiensi teknis yang dicapai peternak ayam ras pedaging secara keseluruhan adalah sebesar 0,868. Selain dipengaruhi secara nyata oleh factor produksi bibit; pakan; vaksin, obat dan vitamin; tenaga kerja dan bahan bakar, namun juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial ekonomi, dan yang secara nyata pada α=10% mempengaruhi efisiensi teknis adalah tingkat umur peternak, dimana peternak berusia muda memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi maka akan menambah efisiensi teknis, sedangkan faktor pengalaman, jenis kelamin dan tingkat pendidikan walaupun tidak berpengaruh secara nyata namun menunjukkan hubungan yang sesuai terhadap pencapaian tingkat efisiensi teknis. Pencapaian efisiensi harga/alokatif dan efisiensi ekonomis pada peternak pola kemitraan sebesar 1,816 dan 1,587, sedangkan efisiensi harga/alokatif peternak mandiri adalah sebesar 1,838 dan efisiensi ekonomis sebesar 1,593. Secara keseluruhan kedua usaha ternak tersebut belum mencapai tingkat efisiensi frontier. Namun bagi peternak pola kemitraan efisiensi harga/alokatif dan efisiensi ekonomis tidak menjadi suatu hal penting yang harus dicapai karena pada usaha ternak pola kemitraan harga input dan harga output sudah ditentukan oleh pihak inti (perusahaan) dan peternak hanya menerima saja. Lain halnya dengan peternak mandiri yang dengan bebas dapat memilih dan menentukan kombinasi harga faktorfaktor produksi yang mereka gunakan.




    II.            Kesimpulan dan Rekomendasi :

Berdasarkan hasil analisis terhadap usaha peternakan ayam ras pedaging pola kemitraan dan mandiri di Kota Palu, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Usaha peternakan ayam ras pedaging pola kemitraan dan mandiri di Kota Palu masih cukup menguntungkan, namun pendapatan rata-rata usaha ternak mandiri lebih besar dari rata-rata pendapatan usaha ternak pola kemitraan.
2.      Faktor-faktor/variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi adalah bibit ayam (DOC), pakan, tenaga kerja, dan bahan bakar, namun yang juga berpengaruh nyata namun tidak sesuai tanda adalah vaksin,obat dan vitamin. Listrik dan luas kandang walaupun tidak berpengaruh nyata namun menunjukkan tanda yang sesuai.
3.      Rata-rata tingkat efisiensi teknis yang dicapai peternak ayam ras pedaging pola kemitraan dan mandiri sudah mencapai level yang cukup tinggi namun belum efisien dan masih memungkinkan untuk menambah variabel inputnya untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Berdasarkan peningkatan efisiensi dan produksi dari hasil usaha peternakan ayam ras pedaging di Kota Palu, walaw eesiensi peternak berada pada level yang cukup tinggi namun secara teknis diharapkan bagi peternak agar dapat mengalokasikan input-input produksinya lebih efisien lagi terutama dalam mengontrol penggunaan obat-obatan. Dan dari sisi pemerintah, seharusnya pemerintah memberikan pendamping masyaratkat yang bisa mendampingi dilapangan.




Diposting oleh Unknown di 1/26/2012 12:01:00 AM
Label: Teori Ekonomi 2

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Blog Design by Gisele Jaquenod